Home | Profil
PROFIL NANGGALO NAGARI BUDAYA
Nanggalo merupakan salah satu nagari dalam wilayah Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), paling awal dari 15 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), yaitu 67km dari Arah Kota Padang, namun paling akhir dari Bengkulu atau Kerinci.
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Selatan
Secara administratif, Kabupaten Pesisir Selatan terdiri atas 15 kecamatan dan 182 nagari dan 480 kampung.
Tabel 1. Jumlah Kecamatan, Nagari, Kampung, dan Luasnya di Kab. Pessel
Dari jumlah nagari dan kampung, Kecamatan Koto XI Tarusan mempunyai nagari yang terbanyak yaitu, 23 nagari dan 51 kampung, dengan luas wilayah 425,63km (7,40%). Dalam sejarahnya, sesuai dengan nama kecamatannya, hanya 11 nagari yang di dalam kecamatan ini. Namun, karena perkembangan penduduk dan pengaruh migrasi karena bersebelahan dengan Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi, maka terjadi pemekaran sehingga berjumlah 23 nagari.
Meskipun kecamatan ini memiliki 23 nagari, namun berdasarkan adat-istiadat hanya memiliki 9 Kerapatan Adat Nagari (KAN). Di sinilah letak keunikan kecamatan ini, yakni masih mengikuti pembagian KAN berdasarkan pembagian ninik mamak (penghulu adat) tempo dulu, namun tetap dapat mengayomi beberapa kaum dalam beberapa nagari karena 9 KAN tersebut umumnya mewakili beberapa kaum yang berada dalam beberapa nagari melalui Ketua KAN masing-masingnya, seperti berikut.
Dari segi potensi pariwisata, Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan pintu gerbang Kawasan Wisata Pesisir Selatan umumnya, dan Kawasan Mandeh khususnya; sedangkan Nagari Nanggalo merupakan ibu kecamatan Koto XI Tarusan. Karena itu dalam wilayah nagari inilah semua kantor pemerintahan berada, baik Kantor Camat, Kantor Polisi, Kantor Danramil, Puskesmas, maupun BRI, Bank Nagari, Mesjid Raya Kecamatan, dan Lembaga Kerapatan Adat Nagari (LKAM). Dengan demikian, Nagari Nanggalo sangat strategis, tidak hanya posisi wilayahnya, tetapi juga menjadi pusat kunjungan masyarakat Tarusan dalam urusan pemerintahan, kesehatan, bisnis, agama, dan budaya. Selain potensi tersebut, yang paling krusial adalah Nagari Nanggalo termasuk KAWASAN WISATA MANDEH, yang terpisah dari Nanggalo karena pemekaran nagari. Dengan demikian, Nagari Nanggalo sangat potensial dibina dan dikembangkan untuk menyangga keberlanjutan Pariwisata Mandeh.
Pengembangan nagari dalam bidang kebudayaan dan Pariwisata tercantum dalam RPJMD Pemkab Pesisir Selatan (2021-2026) dalam cuplikan sebagai berikut.
Selanjutnya, RPJMD Pemerintah Kecamatan Koto XI Tarusan (2021-2026) juga tercantum pembangunan prioritas di nagari seperti berikut.
Karena nagari merupakan pusat pertama dan utama dalam pemajuan masyarakat, maka nagari perlu dikembangkan dan diberdayakan, terutama berdasarkan potensi lingkungan alam dan budaya masyarakatnya. Hal ini, sesuai dengan konsep Sustainable Development oleh Burns dan Holden, yang diadaptasi untuk bidang pariwisata sebagai sebuah model yang mengintegrasikan tiga hal, yaitu (1) lingkungan fisik (place), (2) lingkungan budaya (host community), dan (3) wisatawan (visitor). Berdasarkan kepentingan tersebut, program pengabdian ini diprioritaskan pada lingkungan kedua, yaitu pengembangan NANGGALO menjadi NAGARI BUDAYA sebagai nagari binaan pendukung keberlanjutan pengembangan pariwisata kawasan Mandeh di bawah LP2M UNP.